KATA PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “ Penyakit Stroke”.
Makalah ini berisikan
tentang informasi tentang penyakit stroke, dimana terdapat jenis-jenis stroke,
apa yang menjadi penyebab, cara menangani dan beberapa tips menghindari stroke.
Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari
semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Pangkalpinang
15 november 2013
penulis
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat, begitu
pepatah mengatakan. Tubuh manusia sama halnya dengan fisik, yang bisa terlihat
oleh mata. Tubuh sangat penting untuk melakukan sesuatu yang bersifat nyata
seperti melakukan aktivitas sehari-hari. Dengan tubuh yang sehat, manusia bisa
melakukan semua kegiatan atau hal yang diinginkannya. Namun tubuh juga tidak
selalu sehat, dimana ada saat tubuh itu lemah, membutuhkan energi yang cukup,
berhenti melakukan aktivitas seperti istirahat atau tidur. Kita sebaiknya
menjaga tubuh agar tetap seimbang, mampu membagi waktu agar tidak memaksakan
tubuh untuk selalu beraktivitas. Jika tidak bisa menjaganya dengan baik, tubuh
akan mudah terkena dampak dari luar yang tidak kita ketahui penyebab sebelumnya
dan akhirnya dapat menimbulkan sakit.
Perlu kita ketahui, tubuh yang terlihat sehat, tidak selalu di
dalamnya sehat juga, ada faktor-faktor yang menyebabkan tubuh itu terdapat
sesuatu yang mebuat kita merasa tidak nyaman, merasa sakit dan kita tidak
menginginkannya itu terjadi yang dinamakan penyakit. Penyakit di dalam tubuh
manusia bermacam-macam dan ada faktor yang menyebabkan penyakit itu ada seperti
daya tahan tubuh itu sendiri, tubuh tidak mampu menahan atau menolak biologis
dari luar yang tidak diinginkan oleh tubuh, ada juga faktor lain yaitu faktor
genetika atau keturunan, misalnya jika ada seseorang yang terkena penyakit
stroke kemungkinan besar keturunan anak atau cucunya bisa terkena penyakit
stroke juga.
Pada penyakit stroke ini banyak faktor yang menyebabkan
terbentuknya penyakit stroke selain faktor keturunan, yaitu akibat pola dan
gaya hidup yang tidak sehat, seperti halnya merokok, makan yang berlebihan yang
dapat menimbulkan obesitas atau kegemukan, makan atau minum yang gulanya tidak
terkendali menyebabkan penyakit diabetes atau yang disebut kencing manis juga
ada faktor emosional yang dapat menyebabkan hipertensi yang menjadi salah satu
penyebab penyakit stroke.
Dengan berbagai faktor
yang menyebabkan penyakit stroke itu ada, kita tidak perlu cemas, karena dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju kita dapat
mengetahui bagaimana cara mencegah penyakit tersebut dan cara menangani jika
sudah terkena dampak dari penyakit
tersebut .
B. Tujuan
1.
Untuk mengetahui apa
itu penyakit Stroke
2.
Untuk mengetahui
epidemiologi penyakit stroke
3.
Untuk mengetahui
patofisiologi penyakit stroke
4.
Untuk mengetahui
penatalaksanaan terapi stroke
PEMBAHASAN
A.
Definisi stroke
Stroke atau sering disebut juga dengan
”cerebrovasculer accident” adalah gejala kelainan neurologi akibat dari
penyakit pembuluh darah otak. Stroke adalah penyakit otak yang paling
destruktif dengan konsekuensi berat, termasuk beban psikologis, fisik, dan
keuangan yang besar pada pasien, keluarga, dan masyarakat. Pada kenyataannya,
banyak orang yang lebih takut akan menjadi cacat oleh stroke dibanding dengan
kematian itu sendiri. Jika tidak ada metode-metode pencegahan yang ada
sekarang, jumlah stroke dan korban stroke akan tumbuh pesat dalam beberapa
dekade mendatang(Feigin 2006).
Stroke dahulu dianggap sebagai penyakit yang
tidak dapat diduga yang dapat terjadi pada siapa saja, dan sekali terjadi tidak
ada lagi tindakan efektif yang dapat dilakukan untuk mengatasinya. Namun,
data-data ilmiah terakhir secara meyakinkan telah membuktikan hal yang
sebaliknya. Selama dekade terakhir telah terjadi kemajuan besar dalam pemahaman
mengenai faktor risiko, pencegahan, pengobatan dan rehabilitasi stroke. Kita
sekarang mengetahui bahwa stroke dapat diperkirakan dan dapat dicegah pada
hampir 85% orang. Juga terdapat terapi efektif yang dapat secara substansial
memperbaiki hasil akhir stroke. Pada kenyatannya, sekitar sepertiga pasien
stroke sekarang dapat pulih sempurna, dan proporsi ini dapat meningkat jika
pasien selalu mendapat terapi darurat dan rehabilitasi yang memadai(Feigin,
2006).
Kata ”stroke” sebenarnya merupakan istilah Inggris
yang berarti ”pukulan”, tapi makna kedokterannya ternyata dikenal secara luas
di kalangan kedokteran Internasional. Stroke digunakan untuk menamakan sindrom
”hemiparesis” atau ”hemiparalisis” akibat lesi vaskuler yang bisa bangkit dalam
beberapa detik sampai hari, tergantung pada jenis penyakit yang menjadi
penyebabnya. Di mana daerah otak yang tidak berfungsi lagi, bisa disebabkan
karena secara tiba-tiba tidak menerima jatah darah lagi karena pembuluh darah
yang memperdarahi daerah itu putus atau tersumbat. Penyumbatan itu bisa terjadi
secara mendadak, secara berangsur-angsur ataupun tiba-tiba namun berlangsung
hanya sementara (Mardjono, 1989).
Stroke merupakan penyakit gangguan fungsional
otak berupa kelumpuhan saraf/defisit neurologik akibat gangguan aliran darah
pada salah satu bagian otak. Secara sederhana stroke didefinisikan sebagai
penyakit otak akibat terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan atau
perdarahan, dengan gejala lemas/lumpuh sesaat, atau gejala berat sampai
hilangnya kesadaran, dan kematian. Stroke bisa berupa iskemik maupun perdarahan
(hemoragik)(Junaidi,2004).
Pada stroke iskemik, aliran darah ke otak
terhenti karena aterosklerotik atau bekuan darah yang telah menyumbat suatu
pembuluh darah melalui proses aterosklerosis. Sedang pada stroke perdarahan
(hemoragik) pembuluh darah pecah menjadi tidak normal dan darah yang keluar
merembes masuk ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya (Junaidi, 2006).
Menurut WHO, stroke adalah tanda-tanda klinis
mengenai gangguan fungsi serebral secara fokal ataupun global, yang berkembang
dengan cepat, dengan gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, atau
mengarah ke kematian tanpa penyebab yang kelihatan, selain tanda-tanda yang
berkenaan dengan aliran darah di otak.Menurut Junaidi, stroke adalah penyakit
gangguan fungsional otak akut, fokal maupun global, akibat gangguan aliran
darah ke otak karena perdarahan ataupun sumbatan dengan gejala dan tanda sesuai
bagian otak yang terkena, yang dapat sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, atau
berakibat kematian.
B.
Epidemiologi
Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak,
siapa saja, baik laki-laki atau perempuan, tua atau muda. Diperkirakan
satu sampai tiga orang akan mengalami stroke dan satu dari tujuh orang
meninggal karena
stroke.
Insiden stroke timbul bervariasi,
tergantung tempat atau negara, waktu, serta penderitanya. Insiden stroke di
negara berkembang masih meningkat sedangkan di negara maju cenderung menurun.
Penurunan ini mungkin disebabkan karena manajemen hipertensi, penyakit jantung
dan penyakit metabolik di negara maju telah makin baik. Memang sebagian besar
dari kasus stroke dapat diakatakan merupakan bukti kegagalan pengobatan
hipertensi, penyakit jantung, dan penyakit
metabolik.
Insiden
stroke meningkat seiring dengan bertambahnya usia. Setelah umur 55 tahun
risiko stroke iskemik meningkat 2 kali lipat tiap dekade. Menurut Schutz
penderita yang berumur antara 70-79 tahun banyak menderita perdarahan
intrakranial (Junaidi, 2004). Laki-laki cenderung untuk terkena
stroke lebih tinggi dibandingkan wanita, dengan perbandingan 1,3 : 1, kecuali
pada usia lanjut laki-laki dan wanita hampir tidak berbeda. Laki-laki yang
berumur 45 tahun bila bertahan hidup sampai 85 tahun kemungkinan terkena stroke
25%, sedangkan risiko bagi wanita hanya 20%. Pada laki-laki cenderung terkena
stroke iskemik, sedangkan wanita lebih sering menderita perdarahan subarachnoid
dan kematiannya 2 kali lebih tinggi dibandingkan wanita (Junaidi, 2004).
Sampai sekarang faktor keturunan masih belum
dapat dipastikan gen mana penentu terjadinya stroke, menurut Brass dkk., yang
meneliti lebih dari 1200 kasus kembar monozygot dibandingkan 1100 kasus kembar
dizygot, berbeda bermakna antara 17,7% dan 3,6%. Jenis stroke bawaan adalah
cerebral autosomal dominat arteriopathy dengan infark subkortikal dan
leukoenselopati (CADASIL) telah diketahui lokasi gennya pada kromosom 19Q12
(Junaidi, 2004).
Tingkat kejadian stroke di seluruh dunia
tertinggi dialami oleh orang Jepang dan Cina, menurut Broderick dkk.,
melaporkan orang negro Amerika cenderung berisiko 1,4 kali lebih besar
mengalami stroke perdarahan intrakranial, sedang orang kulit putih cenderung
terkena stroke iskemik, akibat sumbatan ekstrakranial yang lebih banyak
(Junaidi, 2004).
C. Patofisiologi
a.
Klasifikasi
1. Stroke non hemoragik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak
oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi karena berkembangnya
aterosklerosis pada dinding pembuluh darah, sehingga arteri menjadi tersumbat,
aliran darah ke area thrombus menjadi berkurang, menyebabkan iskemia kemudian
menjadi kompleks iskemia akhirnya terjadi infark pada jaringan otak.
Emboli disebabkan oleh embolus yang berjalan menuju
arteri serebral melalui arteri karotis. Terjadinya blok pada arteri tersebut
menyebabkan iskemia yang tiba-tiba berkembang cepat dan terjadi gangguan
neurologist fokal. Perdarahan otak dapat ddisebabkan oleh pecahnya dinding
pembuluh darah oleh emboli.
2. Stroke hemoragik
Pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke
substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen
intracranial yang seharusnya konstan. Adanya perubahan komponen intracranial
yang tidak dapat dikompensasi tubuh akan menimbulkan peningkatan TIK yang bila
berlanjut akan menyebabkan herniasi otak sehingga timbul kematian.
Di samping itu, darah yang mengalir ke substansi otak
atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan
penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak
ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
b. Penyebab Stroke
Seperti yang sudah disinggung di atas, stroke
terjadi karena adanya penghambatan atau penyumbatan aliran sel-sel darah merah
yang menuju ke jaringan otak, sehingga pembuluh darah otak menjadi tersumbat
(ischemic stroke) atau pecah (haemorhagic stroke). Secara sederhana, stroke
terjadi jika aliran darah ke otak terputus. Otak kita sangat tergantung pada
pasokan darah yang berkesinambungan, yang di alirkan oleh arteri(pembuluh
nadi).
Asupan oksigen dan nutrisi akan dibawa oleh
darah yang mengalir dalam pembuluh-pembuluh darah menuju sel-sel otak. Apabila
aliran darah atau aliran oksigen dan nutrisi itu terhambat selama beberapa
menit saja, maka dapat terjadi stroke. Penyempitan pembuluh darah menuju
sel-sel otak menyebabkan aliran darah dan asupan nutrisi ke otak akan
berkurang. Selain itu, endapan zat-zat lemak tersebut dapat terlepas dalam
bentuk gumpalan-gumpalan kecil yang suatu saat dapat menyumbat
aliran darah ke otak sehingga sel-sel otak kekurangan oksigen dan nutrisi.
Itulah yang menjadi penyebab mendasar bagi terciptanya stroke.
Selain itu, hipertensi juga dapat menyebabkan
tekanan yang lebih besar pada dinding pembuluh darah sehingga dinding pembuluh
darah sehingga dinding pembuluh darah menjadi lemah dan pembuluh darah akan
mudah pecah. Haemorhagic stroke dapat juga terjadi pada
mereka yang tidak pada penderita
.
Pada kasus seperti itu, biasanya pembuluh
darah akan pecah akibat lonjakan tekanan darah yang secara tiba-tiba, misalnya
karena konsumsi makanan ataupun faktor emosional.
Pecahnya pembuluh darah di otak dapat
menyebabkan sel-sel otak yang seharusnya mendapatkan asupan oksigen dan nutrisi
yang dibawa melalui pembuluh darah tersebut menjadi
kekurangan nutrisi dan akhirnya mati.
Darah yang keluar dari pembuluh darah
yang pecah juga dapat merusak sel-sel otak yang berada disekitarnya. Walaupun
terjadinya lebih jarang dibandingkan dengan ischemic stroke, yaitu hanya
sekitar 20% dari total kasus stroke, namun haemorrhagic
stroke memiliki tingkat bahaya yang lebih serius dibandingkan
dengan ischemic stroke.
Namun, stroke juga bisa disebabkan turunan
atau diturunkan secara genetik, dan itu berarti bisa diwariskan kepada generasi
berikutnya. Denagn demikian, ada kemungkinan seseorang yang terkena penyakit
stroke akan meningkat jika ada kakak atau adik yang menderita penyakit yang
disebabkan oleh sumbatan atau pecahnya pembuluh darah otak itu.
Ahli syaraf di Lampung, dr. Ruth Mariva, Sp.S,
menjelaskan bahwa penyakit stroke dapat diturunkan secara genetik melelui
“autosomal dominan” akibat mutasi gen pada kromosom 19 yang dikenal dengan
penyakit CADASIL(Cerebral Autosomal Arteriopathy with Subcortical Infarcts and
Leukoencephalopathy). Menurutnya, kelainan terjadi pada dinding pembuluh darah
kecil, terutama di otak yang sudah terjadi sejak usia dewasa.
c. Jenis Stroke
Stroke dibagi menjadi dua jenis, yaitu stroke
iskemik (ischemic stroke) maupun stroke hemorhagik (haemorrhagic stroke). Pada
stroke iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis (penumpukan
kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang telah menyumbat
suatu pembuluh darah ke otak.Hampir sebagian pasien atau sekitar
83% mengalami stroke jenis ini.
Pada stroke hemorhagik, pembuluh darah pecah
sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah merembes ke dalam suatu
daerah di otak dan kemudian merusaknya. Hampir 70% kasus stroke hemorrhagik
terjadi pada penderita hipertensi.
Pada stroke iskemik, penyumbatan bisa terjadi
di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak. Darah ke otak di
suplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis.
Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung.
Suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk
di dalam pembuluh darah arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran
darah. Keadaan ini saagat serius karena setia pembuluh darah arteri karotis
dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak. Endapan lemak
juga bisa terlepas dari dinding arteri dan mengalir di dalam darah, kemudian
menyumbat arteri yang lebih kecil.
Pembuluh darah arteri karotis dan arteri
vertebralis beserta pencabangannya bisa juga tersumbat karena adanya bekuan
darah yang berasal dari tempat lain, misalnya dari jantung atau satu katupnya.
Stroke semacam ini disebut emboli serebral (emboli= sumbatan, serebral=
pembuluh darah otak) yang paling sering terjadi pada penderita yang baru
menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan
irama jantung (terutama fibrilasi atrium).
Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli
lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam
aliran darah dan akhirnya bergabung di dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan
atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak.
Obat-obatan (misalnya kokain dan infetamin) juga bisa mempersempit pembuluh
darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba-tiba bisa
menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, yang biasanya menyebabkan
seseorang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat
berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah
yang banyak karena cedera atau peembedahan, serangan jantung, atau irama
jantung yang abnormal.
Untuk lebih jelasnya, berikut berbagai jenis stroke, yang biasa
terjadi pada orang dewasa :
Thrombotic
Stroke, yang terjadi bila ada bekuan darah (thrombus) yang terbentuk di dalam
arteri dan menghambat aliran darah ke otak.
Embolic
stroke, terjadi bila ada sebuah bekuan darah atau sebagian dari plaque,
yang terbentuk dalam pembuluh darah laindi tubuh, kemudian terpecah dan
mengalir ke pembuluh darah otak.
Pecahan ini yang akhirnya menyumbat sebuah arteri di dalam
otak. Berikut ini kondisi pembuluh darah ke otak akibat embolic stroke.
Lacunar Stroke, yang
disebabkan adanya blokade atau sumbatan pada beberapa pembuluh darah kecil di
dalam otak
Cerebral Haemorrhage, yang
terjadi bila arteri di otak pecah yang menyebabkan sel darah keluar dari
pembuluh darah. Stroke jenis ini tidak ditandai dengan gejala awal (karena
terjadi secara tiba-tiba). Biasanya terjadi akibat tekanan darah yang tinggi.
Dapat juga terjadi karena adanya kelainan bawaan pada pembuluh darah.
Dari beberapa jenis stroke diatas, ada juga stroke yang agak
ringan, yaitu:
TIA
(Transient Ischemic Attack). Ini adalah stroke yaang ringan, berupa serangan
iskemik sepintas
RIND
(Reversible Ischemic Neurologic Deficit). Stroke ini adalah jenis stroke ringan
berupa gangguan saraf oleh iskemik yang dapat pulih dan gejalanya dapat sembuh
sempurna dalam waktu 24 jam.
Stroke
Non-Haemorrhagic (Stroke tanpa pendarahan). Jenis stroke ini merupakan
stroke infark iskemik, yang terjadi karena aliran darah berkurang atau terhenti
pada sebagiandaerah otak. Biasanya penderita masih sadar.
Stroke Haemorrhagic (Strok
dengan pendarahann). Stroke ini adalah jenis stroke yang terjadi pendarahan
karena dinding pembuluh darah di otak robek. Biasanya kesadaran penderita
menurun.
Kebutuhan otak terhadap oksigen adalah 20%
dari kebutuhan seluruh tubuh, walaupun berat otak hanya 2,5% dari berat badan.
Oksigen ini diperoleh dari darah sehingga otak sangat tergantung pada
kelancaran darah. Bila jatah oksigen terputus 8-10 detik akan terjadi gangguan
fungsi otak. Bila lebih dari 6-8 menit akan terjadi lesi/jejas atau kerusakan
pada sebagian otak yang tak pulih kembali (irreversible).
Faktor yang mempengaruhi darah di otak:
Keadaan
pembuluh darah arteri
Keadaan
darah (kekentalan, anemia)
Keadaan
jantung
Dari beberapa jenis stroke di atas, yang perlu
diperhatikan adalah bahwa meski jenisnya ringan, namun hal itu bisa
membahayakan jiwa penderitanya.
d. Faktor Risiko Stroke
Seperti Seperti yang di jelaskan di atas,
stroke erat kaitannya dengan gangguan pembuluh darah. Stroke terjadi karena ada
gangguan aliran darah ke bagian otak. Bila ada daerah otak yang kekurangan
suplai darah secara tiba-tiba dan penderitanya mengalami gangguan persarafan
sesuai daerah otak yang terkena. Bentuknya dapat berupa lumpuh sebelah
(hemiplegia), berkurangnya kekuatan sebelah anggota tubuh (hemiparesis),
gangguan bicara, gangguan rasa (sensasi) di kulit sebelah wajah, lengan atau
tungkai.
Segala gangguan tersebut yang menjadi penyebab
terjadi stroke bisa disebabkan karena berbagai hal. Berbagai hal atau keadaan
yang menyebabkan atau memperparah stroke itulah yang disebut dengan Faktor
Resiko Stroke. Faktor resiko stroke itu terdiri atas dua hal, yang pertama
adalah faktor resiko mayor dan kedua adalah faktor resiko minor.
Faktor risiko mayor (faktor dominan) biasanya
merupakan penyakit dan gangguan lain yang memang sudah bersarang di tubuh
penderita stroke Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut
Hipertensi
(tekanan darah tinggi)
Penyakit
jantung
Sudah
ada manifestasi aterosklerosis secara klinis (gejala-gejala pengerasan pembuluh
darah), gangguan pembuluh darah koroner, gangguan pembuluh darah karotis,
klaukadasio intermiten (nyeri yang hilang timbul), denyut nadi perifer tidak
ada, dan lain-lain.
Diabetis
Melitus (kencing manis)
Polisetemia
(banyak sel-sel darah)
Pernah
terserang stroke.
Hiperlipidemia
(Peninggian kadar lipid dalam darah)
Tingginya
sel darah merah
Gangguan
pembuluh darah
Penyakit
pada katup jantung atau otot jantung yang disebut endocarditis
Mengerasnya
pembuluh arteri (aterosklerosis, atau penumpukan kolesterol atau penumpukan
kolesterol pada dinding arteri)
Ketidaknormalan
irama jantung seperti atrial fibrilation
Ada pun faktor resiko minor adalah faktor yang
biasanya terjadi karena faktor gaya hidup dan pola makan penderita yang tidak
memperhatikan berbagai akibat negattif dari pola dan gaya hidup tersebut. Namun
selain itu, faktor budaya dan lingkungan juga menjadi faktor risiko minor ini.
Faktor risiko minor itu antaralain:
Kadar
lemak darah yang tinggi
Hematrokit
tinggi
Merokok
Kegemukan
Kadar
asam urat tinggi
Kurang
gerak badan/olahraga
Fibrinogen
tinggi
Penyalahgunaan
obat-obatan (narkoba)
Selain risiko mayor dan minor di atas, ada
juga faktor lain yang bisa mengakibatkan kemungkinan serangan stroke, misalnya
penyakit sifilis, malaria otak, penyakit darah yang menyebabkan kekentalan darah
meningka, dan lai-lain.
Namun, pada penemuan mutakhir, ada juga faktor
risikobaru, yaitu perubahan endogen. Tingginya tingkat infeksi di Indonesia
menyebabkan perubahan jaringan dalam tubuh yang bisa mendorong timbulnya
stroke.
Bahkan riwayat keluarga juga berperan penting
dalam menyebarkan stroke. Seperti halnya riwayat penyakit dalam keluarga yang
menjadi salah satu faktor risiko untuk penyakit-penyakit tertentu seperti
kencing manis, asma, hipertensi, dan sebagainya, maka stroke juga berpotensi
bisa diakibatkan oleh faktor keluarga. Seorang wanita muda bila dalam
keluarganya, baik orangtua maupun saudaranya ada yang menderita stroke, maka
akan meningkatkan risikonya untuk mengalami stroke.
Demikian yang terlihat dari penelitian pada
lebih dari 500 wanita, yang berusia antara 18 hingga 44 tahun, yang risikonya
untuk menderita stroke iskemik meningkat hampir dua kali lipat dengan adanya
riwayat hidup yang menderita stroke.Dengan penelitian ini terlihat bahwa
riwayat stroke pada keluarga, ternyata menjadi faktor risiko
penting untuk mengalami stroke.
Stroke merupakan salah satu penyakit yang
dapat terjadi dengan cepat, yang dapat berakibat pada kelumpuhan (cacat) dan
bahkan kemaatian. Pencegahan merupakan cara utama dengan menekan factor –
factor resiko penyebabnya.
e. Gejala-gejala Stroke
Sebagian kasus stroke bisa terjadi secara
mendadak, sangat cepat, dan menyebabkan kerusakan jaringan otak dalm beberapa
menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam
beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang
mati(stroke in evolution).
Perkembangan
penyakit biasanya (tetapi tidak selalu) diselingi dengan periode stabil, dimana
perluasan jaringan yang mati berhenti sementara atau terjadi beberapa
perbaikan. Gejala stroke yang muncul pun tergantung dari bagian otak yang
terkena.
Membaca
isyarat stroke dapat dilakukan dengan mengamati bebrapa gejala stroke berikut.
Kelemahan
atau kelumpuhan lengan atau tungkai atau salah satu sisi tubuh.
Hilangnya
sebagian penglihatan atau pendengaran.
Penglihatan
ganda.
Pusing.
Bicara
tidak jelas (rero)
Sulit
memikirkan atau mengucapkan kata-kata yang tepat.
Tidak
mampu mengenali bagian dari tubuh.
Pergerakan
yang tidak biasa.
Hilangnya
pengendalian terhadap kandung kemih
Ketidak
keseimbangan dan terjatuh.
Pingsan.
Kelainan neurologis yang terjadi akibat
serangan stroke bisa lebih berat atau lebih luas, berhubungan dengan koma atau
stupor dan sifatnya menetap. Selain itu, stroke bisa menyebabkan depresi atau
ketidakmamppuan untuk mengendalikan emosi.
Stroke
juga bisa menyebabkan edema atau pembengkakan otak. Hal ini berbahaya karena
ruang dalam tengkorak sangat terbatas. Tekanan yang timbul bisa lebih jauh
merusak jaringan otak dan memperburuk kelainan neurologis, meskipun strokenya
sendiri tidak bertambah luas.
Gejala-gejala
serangan stroke pada seseorang dapat dikenali antara lain: tiba-tiba lemah
(lumpuh) pada satu sisi tubuh (sisi kiri atau kanan); rasa baal dan kesemutan
pada satu sisi tubuh;pandangan gelap; bila melihat ada bayangan
(melihat dobel); tiba-tiba tidak dapat atau lancar berbicara;
pelo; mulut jadi mengot (miring ke kiri atau kana); tiba-tiba perasaan mau
jatuh saat akan berjalan; kadang-kadang disertai pusing terasa
berputar,mual-mual dan muntah, sakit kepala, atau kesadaran tiba-tiba menurun.
Gejal-gejala tersebut dapat ditemukan salah satu saja atau bisa muncul beberapa
gejala sekaligus, tergantung berat dan letak dan lesi pada otak orang tersebut.
Gejala-gejala
yang disebutkan di atas bisa muncul tiba-tiba saat sedang santai (menonton atau
sedang mengobrol) atau ketika melakukan aktivitas (olahraga, bekerja di kantor
atau di lapangan) atau ketika bangun tidur.
Sebagai contoh: Saat bangun tidur, hendak ke kamar mandi,
tiba-tiba terjatuh tanpa ada yang menghalangi atau tersandung oleh sesuatu.
Bila mash sadar, sesaat kemudian sadar kalau sebelah kakinya sulit digerakkan,
begitu pun sebelah lengannya pada sisi yang sama sulit diangkat. Mungkin
bicaranya pelo, mulut jadi mengot, kadang-kadang muntah dan mengeluh pusing
atau sakit kepala, bahkan bisa menjadi pingsan atau mengorok.
Contoh
lain misalnya sedang menonton, tiba-tiba bicara jadi berubah, jadi cedel atau
pelo, kadang-kadang tungkai dan lengan satu sisi yang sama jadi lemah dan sulit
digerakkan. Jadi hal ini terjadi, sebaiknya secepatnya ke pelayanan kesehatan
terdekat untuk menerima pertolongan pertama, agar serangan stroke ini dapat
ditangani seceaptnya dan tidak menjadi lebih buruk lagi.
Namun, gejala-gejala stroke di atas bervariasi
dan itu tergantung pada bagian otak yang terserang serta beberapa luas
kerusakan lainnya. Gejala awal sebelum terjadi stroke yang sebenarnya disebut
Transient Ischemic Attack (TIA). TIA terjadi bila suplai darah ke otak
berkurang untuk waktu yang singkat yang hanya menyebabkan kerusakan sementar.
TIA kadang sering disebut ministroke karena gejalanya sama dengan stroke tetapi
gejala hilang dalam beberapa menit sampai beberapa jam.
Segera hubung sarana kesehatan terdekat bila
melihat atau mengalami gejala-gejala tersebut. Penanganan yang lebih
dini akan lebih efektif, karena setiap detik sangat berharga.
Banyak kondisi-kondisi lain yang menyerupai
sroke, misalnya serangan jantung, kerusakan otak karena benturan di kepala
serta epilepsi harus bisa membedakan.
D. Penatalaksanaan
terapi stroke
Tatalaksana terapi stroke
hemoragik adalah sebagai berikut.
a. Tujuan
terapi:
Mengatasi
penyebab dari stroke hemoragik jadi terapi diberikan sesuai dengan penyebabnya
Mengatasi
perdarahan
b. Sasaran
Terapi:
Penyebab
stroke hemoragik
Perdarahan
c. Terapi
non farmakologi:
Kendalikan
tekanan darah tinggi (hipertensi)
Mengurangi
asupan kolesterol dan lemak jenuh
Tidak
merokok
Kontrol
diabetes dan berat badan
Olahraga
teratur dan mengurangi stress
Konsumsi
makanan kaya serat
Pembedahan:
Untuk lokasi perdarahan dekat permukaan otak.
d. Terapi
farmakologi:
1) Vitamin
K
Mekanisme
kerja
Mekanisme kerja dengan
meningkatkan biosintesis beberapa factor pembekuan daraj yaitu protombin,
factor VII, IX, X di hepar. Aktivasi X menjadi Xa oleh factor VIIa, TF dan Ca2+
dari jalur ekstrinsic dan factor IXa, VIIIa dan Ca2+ dari jalur intrinsic.
Kemudian factor Xa dibantu oleh Ca2+ dan factor Va akan mengaktifkan protombin
menjadi thrombin. Trombin kemudian mengaktivasi factor XIII dan XIIIa yang akan
mengkatalisis perubahan fibrinogen menjadi fibrin.
Faktor-faktor
pembekuan darah mekanisme kerja:
aktivasi
tromboplastin
pembentukan
thrombin dari protombin
pembentukan
fibrin dari fibrinogen
Vitamin
K ada 2 jenis : Menadiol Sodium Fosfat yang bersifat larut dalam air dan
Fitomenadion (vitamin K1) yang larut dalam lemak.
1) Menadiol
Sodium Fosfat
Indikasi:
defisiensi vitamin K (misalnya pada sumbatan empedu atau penyakit hati)
Kontraindikasi:
neonatus, bayi, hamil tua
Dosis:
1-12 tahun 5-10 mg per hari, 12-18 tahun 10-10 mg per hari, dewasa 10-40 mg per
hari.
Sediaan:
tablet 10 mg
Interaksi:
vitamin K melawan efek antikoagulan coumarin dan fenindion
2) Vitamin
K1
Indikasi:
defisiensi vitamin K (misalnya pada sumbatan empedu atau penyakit hati)
Kontraindikasi:
neonates, bayi, hamil tua
Dosis:
1-12 tahun 5-10 mg per hari, 12-18 tahun 10-20 mg per hari, dewasa 10-40 mg per
hari.
Sediaan:
tablet 10 mg
Interaksi
: vitamin K melawan efek antikoagulan coumarin dan fenindion.
2) Protamin
Dosis:
Injeksi intravena (kecepatan tidak lebih dari 5 mg/menit), 1 mg menetralkan
80-100 unit heparin bila diberikan dalam waktu lebih panjang, diperlukan
protamin lebih sedikit karena heparin diekskresi dengan cepat; maksimal 50 mg.
Indikasi:
Digunakan untuk mengatasi over dosis heparin, namun jika digunakan berlebihan
memiliki efek antikoagulan. Jika perdarahan yang terjadi saat pemberian heparin
hanya ringan, protamin sulfat tidak perlu diberikan karena penghentian heparin
biasanya akan menghentikan perdarahan dalam beberapa jam.
Kontraindikasi:
Hipersensitif terhadap protamin
Efek
samping: Mual, muntah, muka merah, hipontensi, bradikardi, dispnea, reaksi
hipersensitif (termasuk angiodema, anafilaksis) pernah dilaporkan.
Mekanisme
kerja: Protamin sulfat merupakan basa kuat, bekerja sebagai antagonis heparin
pada in vitro dan in vivo dengan cara membentuk kompleks bersama heparin yang
bersifat asam kuat menjadi bentuk garam stabil. Kompleks heparin dan protamin
tidak mempunyai efek antikoagulan.
Bentuk
sediaan: Injeksi intravena
3) Asam
traneksamat
Indikasi:
Asam traneksamat adalah obat antifibrinolitik yang menghambat pemutusan benang
fibrin. Asam traneksamat digunakan untuk profilaksis dan pengobatan pendarahan
yang disebabkan fibrinolisis yang berlebihan dan angiodema hereditas.
Mekanisme
kerja: asam traneksamat kompetitif menghambat aktivasi plasminogen sehingga
mengurangi konversi plasminogen menjadi plasmin (fibrinolisin), enzim yang
mendegradasi gumpalan fibrinogen dan protein plasma lainnya termasuk faktor
prokoagulan V dan VIII. Oleh karena itu, dapat mengatasi perdarahan berat
akibat fibrinolisis yang berlebihan.
Dosis:
Oral 1-1.5 gr (15-25 mg/kg) 2-4 kali sehari. Dosis injeksi inravena perlahan:
0.5-1 gr (10 mg/kg) 3 kali sehari. Dosis infuse kontinyu 25-50 mg per kg setiap
hari.
Efek
samping: sakit dada, vasospasme, syok hemoragik, demam, sakit kepala,
kedinginan, urtikaria, alopesia, disestesis pedis, purpura, eczema, nekrosis
kutan, plak eritematosis, hiperkelemia, hiperlipidemia, mual, muntah,
konstipasi, hemorage, ditemukan darah pada urin, epiktasis, hemoragik
adrenalin, hemoragik retriperitonial, trombositopenia, peningkatan enzim
SGOT,SGPT, ulserasi, nekrosis kutan yang disebabkan karena injeksi subkutan,
neropati perifer, osteoporosis, konjungtivitis, hemoptisis, hemoragik
pulmonary, asma arthritis, rhinitis, bronkospasme, reaksi alergi kemudian
reaksi anafilaktik.
Interaksi
dengan obat lain: obat yang berfungsi untuk menjaga hemostasis tidak diberikan
bersamaan dengan obat anti fibrinolitik. Pembentukan thrombus akan meningkat
dengan adanya O estrogen atau mekanisme antifibrinolitik diantagonis oleh
senyawa trombolitik.
Mekanisme
kerja: asam traneksamat bekerja dengan sama memblok ikatan plasminogen dan
plasmin terhadap fibrin; inhibisi terhadap plasmin ini sangat terbatas pada
tingkat tertentu.
Bentuk:
sediaan kapsul 250 mg, tablet 500 mg, injeksi 50 ml.
4) Calsium
Chanel Blocker: Nimodipin
Indikasi:
merupakan Ca chanel bloker dengan aktivitas serebrovaskuler preferensial. Hal
ini ditandai dengan efek dilatasi dan menurunkan tekanan darah pada
serebrovaskuler.
Mekanisme
kerja: nimodipin ternasuk dalam kelas agen farmakologis dikenal sebagai kalsium
chanel blocker. Nimodipin diindikasikan untuk peningkatan hasil neurologis
dengan mengurangi insiden dan keparahan deficit iskemik pada pasien dengan
perdarhan subarachnoid dari pecahnya aneurisme. Proses kontraktil sel-sel otot
polos tergantung pada ion kalsium sel selama depolarisasi sebagai penghambat
arus transmembran. Nimodipin menghambat transfer ion kalsiun ke dalam sel dan
demikian menghambat kontraksi otot polos vaskuler.
Dosis:
PO / nasogastrik 60 mg/4 jam selam 21 hari berturut-turut. Memulai terapi dalam
waktu 96 jam perdarahan subarachnoid.
5) Terapi
suportif: infuse manitol
Indikasi:
menurunkan tekanan intrakranial yang tinggi karena edema serebral.
Mekanisme
kerja: kenaikan tekanan intrakranial dan adanya edema serebral pada hemoragik
dapat terjadi karena dari efek gumpalan hematoma. Manitol bekerja untuk
meningkatkan osmolaritas plasma darah, mengakibatkan peningkatan air dari
jaringan, termasuk otak dan cairan serebrospinal, ke dalam cairan interstisial
dan plasma. Akibatnya edema otak, peningkatan tekanan intrakranial serta volume
dan cairan serebrospinal dapat dikurangi.
Dosis,
lama dan cara pemberian: tekanan intracranial;edema serebral;1.5-2 gr/kg dosis
IV dalam 15,20, atau 25% larutan selam 30-60 menit pertahankan osmolarotas
serum 310 sampai >320 mOsm/kg.
PENUTUP
KESIMPULAN
Penyakit Stroke adalah penyakit pembuluh darah
otak yang ditandai dengan rusaknya jaringan otak . Ada 2 macam penyakit stroke,
yaitu kerusakan jaringan otak akibat penyumbatan / penyempitan ( infark ) dan
akibat perdarahan pembuluh darah otak ( bleeding ). Penyakit ini ditandai
dengan adanya gejala gejala menurunnya fungsi susunan saraf bisa dibagi 2 jenis
yaitu Stroke iskemik ( infark ) dan Stroke hemoragik.
Dengan cara pola hidup yang sehat dapat mencegah penyakit stroke
tersebut. Hidup terasa lebih nyaman dan indah dengan melakukan pencegahan
terhadap penyakit stroke ini, daripada kita sudah terkena dampaknya.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2000, Informatorium Obat
NasionalIndonesia (IONI), Direktorat Pengawasan Obat dan Makanan Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2004, Drug Fact and Comparison 2004, 58th edition, Fact and Comparison St. Louis Missouri, USA.
Anonim, 2005, MIMS Annual Indonesia 2005/2006, Medimedia Asia pte, Ltd, Singapura.
Anonim, 2006, MIMS Indonesia Petunjuk Konsultasi 2006/2007, PT IndoMaster lisensi dari CMP Medica, Jakarta.
Anonim, 2007, Informasi Spesialite Obat Indonesia (ISO), Volume 42, Ikatan Sarjana Farmasi, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar